Suami kalau sakit, rewelnya minta ampun,. Ngenges istilahnya dalam bahasa sunda mah, meus-meus ngeluh ini dan itu. Sampai kadang ku kesal dan tak habis pikir, "Naha sih mun sakit meuni rewel?"
Kita mah sakit apapun gak dirasa, gak ngomel, gak rewel. Hajar aja tetep beraktivitas seperti biasa meski awak ripuh, kepala lieur, sararebel, carangkeul…..ya udah, makan obat dan lanjut aktivitas, kecuali ripuh teuing seperti demam ya udah rebahan di kasur. Itu Pun gak ngerepotin suami. Esok hari siap “kerja” lagi.
Ada yang relate? Pasti relate sih, karena mostly para cowok emang "lebay" kalau sakit, gak terkecuali suami yang emang punya alergi cuaca dan ripuh mun kambuh. Batuklah, ararateul lah….pokoknya rudet we lah. Kena cuaca dingin auto gatal-gatal dan batuk, apalagi kalo kepanasan.
Dan hari itu cuaca lengkap sudah, diawali pagi hingga siang yang teriknya sampai bikin banjir keringat. Dirumah aja, aku nyalain kipas gak berhenti. Hal ini kadang bikin aku bad mood. Lalu mendadak hujan besar lepas dzuhur.
Dalam hati ku berkata, ”Bahaya nih, si babah pasti batuk-batuk di pasar. Pulang meringis sambil ngehkeuh batuk” Dan ternyata benar saja. Si suami pulang batuk - batuk teu eureun nepikeun ka magrib.
Kalau udah gini, mau gak mau suami harus melahap cetirizine dan pijat kaki.
Aku yang sudah kepayahan karena aktivitas domestik tak berhenti sejak ashar hingga magrib usai, lalu pijat-pijat suami, berakhir dengan terkulai lemas lalu rebahan sambil lanjut nonton drakor. Lepas isya aku tertidur dan bangun pukul 10 malam karena bermimpi mendengar suami memanggilku, “Ndaa…..Ndaa….”
Aku terbangun dan masih mendengar suami memanggil ku, “Ndaa….ndaa….” Oh itu bukan mimpi geuningan, itu kenyataan! Gusti kunaon?
Kulihat suamiku terbaring lemas, wajah memerah dan suara merintih, “ Aku meriang ndaa” ucap suami. Benar saja, jidatnya panas dan seluruh badan terasa panas menyengat. Tak ayal langsung kuberikan paracetamol.
Demam tak kunjung reda dan malam itu, terasa sangat panjang karena setiap 30 menit hingga per jam suami bangun dan merintih, mengigau dan minta di pijat. Mana aku ge keur cangkeul deuih.
Rewelnya suami ketika sakit, sungguh melebihi rewel Kilan ketika sakit. Aku tak bisa kerja, dan tak bisa tidur. Lelah sekali rasanya.
Akhirnya setelah ke dokter keesokan harinya, demam turun namun lanjut dengan perut yang terasa melilit disertai diare namun tidak sering. Malam Pun berlalu terasa lebih panjang dari sebelumnya. Pijat badan, pijat kaki hingga di kerok. Akhirnya dia bisa tidur, tapi kembali dalam kondisi mengigau dan meracau.
Lagi - lagi, aku tak bisa kerja dan tak bisa tidur. Lelah sekali.
Karena penasaran, naha sih suami beut rewel pisan mun geuring? Akupun nge-Googling dan kutemukan jawaban ilmiahnya.
Alasan Ilmiah Kenapa Pria Lebih Manja Saat Sakit
Ceunah mah ceuk google teh gini, Pria umumnya lebih manja saat sakit karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Hormon testosteron
Testosteron yang lebih tinggi pada pria membuat mereka lebih rentan terhadap gejala ringan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
2. Sel reseptor
Penelitian Klein yang dipublikasi dalam American Journal of Physiology menemukan jika sel reseptor dalam tubuh pria lebih aktif terhadap patogen tertentu.
3. Area pre-optik otak
Pria memiliki area pre-optik yang lebih besar di otak, dibanding wanita. Area pre-optik terlibat dalam tingkat parahnya demam selama masa infeksi. Dalam sebuah penelitian, terungkap bahwa pria memiliki area pre-optik yang lebih besar di otak, dibanding wanita. Area pre-optik terlibat dalam tingkat parahnya demam selama masa infeksi.
Jadi intinya, kadar sakit yang dirasakan pria lebih dari wanita. Misal, demam 37 derajat celcius bagi wanita biasa aja, masih bisa gira - giru, tapi bagi pria terasa seakan mau mati.
![]() |
Perbedaan otak pria dan wanita (sumber : https://x.com/NoahRevoy/status/1759178954546577617) |
Dalam penelitian George Stuart Klein (Psikolog dan psikoanalis Amerika) yang dipublikasi dalam American Journal of Physiology tentang sel manusia, menemukan jika sel reseptor dalam tubuh pria lebih aktif terhadap patogen tertentu yang hal ini menjadikan tubuh pria lebih peka terhadap rasa sakit. Selain itu, tubuh pria dipercaya lebih lemah jika dibandingkan tubuh perempuan. Inilah yang kemudian membuat pria menjadi lebih manja.
Secara psikologis, menurut Women's Health Magazine, diketahui jika pengaruh kondisi psikologi membuat pria lebih manja saat sakit dimana saat sakit, pria ingin menunjukkan bahwa ia juga manusia lemah yang bisa merasakan sakit.
Sementara itu, studi yang dipublikasikan di Journal of Behavioral and Experimental Economics, menemukan jika pria cenderung lebih mentolerir suatu gejala masalah kesehatan. Satu gejala saja, membuat pria panik, cemas dan khawatir. Kekhawatiran inilah yang kemudian membuat seluruh tubuh pria terasa sakit.
Selain itu, pria gak punya estrogen seperti halnya wanita. Estrogen yang dimiliki wanita memungkinkan sistem imun pada wanita menjadi lebih kebal, sanggup memengaruhi virus dan melemahkan sistem reproduksi virus.
Ketika Suami Lebih Manja Saat Sakit, Sabar We Lah
Meski kata agama pahala mengurus keluarga itu merupakan ladang pahala, tapi secara psikologi lelah wajar bukan? Mengeluh bolehkan? Manusiawi. Please jangan ceramahi dengan ayat-ayat tentang pahala, karena para istri hanya butuh validasi perasaan, diakui perasaannya, “Ya kamu lelah, makasih ya udah jagain suami dan anak - anak ketika sakit”
But thanks God, meski aku lelah, lelahku terobati. Perasaanku divalidasi. Aku bisa lebih sabar dan mencoba ikhlas, nya udah lah mau gimana lagi. Namanya juga geuring, pasti manis manja group sih.
Ditengah badan yang masih demam, si suami berkali-kali minta maaf karena udah repotin, ngelus kepala aku yang lagi tidur ayam karena pikiran masih terjaga takut dia ngigau lagi. Besoknya si suami so sweet banget sun-sun wajah dan pipi terus dan peluk peluk gak berhenti. Aku tanya,
“Ada apa nih? Tumben”, terus dia dia jawab, “ Gak apa-apa, atuh ih masa gak boleh sama istri sendiri, kan sayang atuh”, iya deh dalam hati ku yakin dia bersyukur istrinya gak cuek yaaa dan jagain dia sepanjang malam, udah kek satpam komplek, wkwk.
Referensi :
https://www.fimela.com/health/read/5264826/alasan-ilmiah-kenapa-pria-lebih-manja-saat-sakit-penasaran?page=3
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160615163429-255-138379/alasan-ilmiah-pria-manja-saat-sakit
Posting Komentar